Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan, ini hanya sekedar imajinasi author saja. Tokoh utama hanya fiksi, bisa berarti siapa saja. No Bashing Please. Enjoy reading :)
“Awwww …” seseorang dari arah
belakang tiba-tiba memegang pantatku. Ini pelecehan seksual di dalam kereta api
bawah tanah, ini kerap terjadi tapi tak ku sangka aku harus mengalaminya.
Kereta ini memang sangat penuh, mungkin karna waktunya bertepatan dengan jam
berangkat kerja jadi tak sedikit yang terpaksa berdiri. Kalian tahu? Orang
korea lebih suka memakai transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.
Kesadaran mereka untuk menjaga lingkungan patut diacungi jempol. Tapi tidak
untuk ini.
Aku hampir mengeluarkan jurus
karateku, ini gunanya sabuk hitam yang aku dapatkan dengan susah payah. Tapi
saat aku bersiap untuk meninjunya …
“Let’s move in front of me”
sebuah tangan meraih pergelangan tanganku dan menempatkanku di depannya. Aku
terkesima, siapa dia? Apa dia tau kalau aku sedang dilecehkan? Ohh dear, ini
mungkin hanya ada di film-film. Saat aku tatap dia, seseorang yang berdiri di
belakangku, dia sunggguh tampan, walaupun aku tidak terlalu yakin. Eh?
Dia memakai masker, masker yang
sangat cute. Ada gambar resleting di maskernya. Hahhahaha aku harus membelinya
satu. Aku baru sadar bahwa dia adalah orang yang selalu ku temui saat di kereta
ini. Memang tidak setiap hari, tapi setiap akhir pecan dia selalu naik kereta
bawah tanah dan kami duduk bersebelahan. Pada akhir pecan, kereta tak seramai
ini. Hari ini adalah hari rabu, cukup mengagetkan aku bertemu dengannya, dalam
situasi seperti ini pula.
“Don’t try to touch her, or
everybody here will give you something” katanya dengan suara samar dari balik
masker. ‘something? Something what?’ hahahaha Cooool !!! ternyata dia tau kalau
aku sedang dilecehkan. ‘He’s my hero’ aku tersenyum dalam hati.
“Don’t think anything, I just…”
Dia tak bisa melanjutkan apa-apa saat aku bilang …
“Thank you” aku memberikan senyum
ter-ramahku padanya. Mata itu, memandang aneh terharapku. Aku pikir dia
terkesima karna aku benar-benar menawan hahhahaha *PLAAAKK*
Tapi wajahku harus menciut saat
dia mengalihkan pandangannya, dan mulai beranjak pergi bersama orang-orang
lainnya. Ternyata sudah sampai distasiun pemberhentiannya. Ada yang aneh, dia
menarik seorang laki-laki yang ada di belakangnya. Kurasa laki-laki itu bukan
orang korea, umurnya sekitar 45 tahun dan lebih mirip orang amerika. Laki-laki
itu kelihatan pasrah dan agak takut saat laki-laki bermasker menariknya keluar
dari kereta.
Aku hanya bisa menatapnya heran.
Apa yang dia lakukan? Siapa dia? Aku kembali mengingat saat bertemu dengannya
untuk pertama kali. Di kereta ini, ya suatu pagi yang cerah.
---flashback—
Ini seoul !!! Ahh finally I can
live in here again. Udaranya yang masih bersih, masyarakat yang menghormati
kebudayaan tradisional dan memegang teguh tata karma. Tidak seperti Paris atau
New York yang mempunyai kehidupan yang bebas. Aku lebih suka Seoul selain
Indonesia tentunya ^^
Namaku April Geen, Aprilea Geen.
Lahir dari seorang Ibu asli Jawa dan Ayah berkebangsaan Spanyol.
“Bisa geser sedikit ?” kata seorang namja dengan
suara samar karena memakai masker, dia mencoba duduk dicelah antara aku dan
seorang ahjumma disampingku. Aku yang saat itu menggunakan kaca mata besar dan
sedang membaca sebuah buku hanya memperhatikannya sekilas saja. Aku bergeser
sedikit dan melanjutkan membaca lagi. Kereta memang mulai penuh, tapi bangku
kereta masih cukup untuk menampung kami.
Namja disebelahku tiba-tiba
berkata “Bonjour” Aku menatapnya sebentar, hanya diam lalu mengalihkan
pandanganku ke buku. Mungkin dia menyapa dengan bahasa prancis karena melihatku
sedang membaca buku berbahasa perancis.
“Apa kau bisa berbahasa prancis?”
kataku dengan bahasa prancis, Dia agak bingung dan jadi kikuk.
“E e e e …. Hahhaha” Namja itu
malah tertawa sambil mengangkat topinya, sengacak-acak rambutnya sebentar dan
memakainya kembali.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi.
“Yeoboseyo …. Nuguseyo? Oh Hyun
Mi ah where are you? Aku sedang di kereta, apa kau sudah sampai di bandara?”
cerocosku di telpon. Namja disampingku menatap dengan heran.
“Ne ne, temui aku di depan menara
seoul. Dan jangan sampai Rey tau.” Ucapku mengakhiri percakapan.
“Jadi kau bisa bahasa korea?”
Tanya namja itu penasaran.
“Ne, aku pernah tinggal disini
selama 3 tahun.”
“Cooolll, kau juga bisa bahasa prancis.”
“Ne, aku baru menyelesaikan
kuliahkku di prancis dan kembali ke sini”
“Jadi kau berasal dari mana? Kau
tidak seperti orang korea”
“Aku dari Indonesia” jawabku
singkat.
Itu adalah pertemuan kami yang
pertama. Setelah hari itu, kami beberapa kali bertemu di kereta yang sama. Dia
masih sama, selalu memakai masker dan topi. Namja itu sangat aneh, kami jarang
mengobrol karena aku selalu menghabiskan waktuku di kereta dengan membaca buku
sementara dis sibuk dengan Handphonenya dan bermain game.
-flashback end-
Ternyata namja itu sangat baik,
aku pikir laki-laki yang diseretnya tadi adalah orang yang melecehkanku. Aku
hanya bisa tersenyum.
Ternyata
sudah 1 bulan aku di korea, dan sudah 1 bulan aku mengenal namja itu. Tapi tak
sekalipun dari kami saling memperkenalkan diri. Aku belum tau siapa dia bahkan
namanya. Kadang hanya ada obrolan garing antara kami, seperti saat dia muncul
dan bilang “Nice weather” aku tak menggubrisnya dan hanya membaca bukuku saja, atau
saat aku terus membaca buku berbahasa prancis dia akan bilang “Kau tidak punya
buku lain untuk dibaca? Kau sudah membacanya seminggu ini, apa kau tidak bosan?”
keesokan harinya saat aku membaca buku lain, tepatnya comic detective conan
berbahasa Jepang, dia menatapku heran “Ya!! Kau juga bisa bahasa jepang?” aku
bilang bahwa aku pernah tinggal selama 5 tahun di Jepang sebelum tinggal di
Korea, tapi dia langsung berkata “Ah sekali-kali kau harus membaca buku korea”
Keesokan
harinya aku membeli sebuah buku berbahasa korea , saat dia melihatnya dia
berkata “Ya!! Apa kau berjualan buku hah?” Namja ini sungguh menyebalkan. Selama
itu pula dia tak pernah lepas dari masker dan topinya seperti halnya aku yang
tak akan melupakan kaca mata dan bukuku. Sudahlah, aku pikir aku harus
berterima kasih lagi padanya besok.
Sore Hari
“Dari mana saja?” seorang namja
telah menyambutku.
“Hey dari mana kau bisa
menemukanku?” aku mulai bersiap untuk lari tapi 2 orang namja dari arah samping
langsung memegangiku, membuatku tidak berkutik.
Aku baru melangkahkan kaki di
apartemenku, Star City Tower C lantai 10. Hadiah dari ayahku, aku memang sudah
berencana untuk tinggal di korea usai wisuda. Ayahku memiliki saham di
perusahaan real estate ini.
“Aku tau karna eomma bilang hyun
mi mengambil kunci apartemen ini dan sering pergi ke sini. Kenapa kau tidak
memberitahuku? Aku ini oppamu !!!” Rey mulai naik darah. Ya dia oppaku, Rey
Geen. Dia kuliah di NY dan sekarang tinggal di Seoul. Alasan kenapa aku
menghindarinya adalah, tak semua hal-hal manusiawi bisa di lakukan oleh
keluarga seperti kami.
“Hahhahaha, bahasa koreamu
lumayan.”
“Aku sudah tinggal disini 2
tahun, kau pikir kerjaku hanya pergi mencari gadis-gadis hah? Walaupun harus ku
akui gadis-gadis korea memang yeppeo hahaha” rey mulai cengengesan. Aku
mengambil kesempatan ini untuk melepaskan diri dan pergi.
“Hey mau kemana kau? KERJAR DIA
!!!” teriak rey. AKu berlari, hampir sampai ke pintu masuk, tapi sesuatu
terjadi
“BRUAAAAAKKK” Ada seorang namja
dari arah luar yang tiba-tiba masuk. Aku tidak dapat mengerem dengan benar jadi
…
“Ya apakah kau tidak punya mata?”
namja itu marah-marah
“Awww, Sorry” kataku meringis
kesakitan. Rey dan anak buahnya membantuku berdiri.
“Mau lari kemana lagi kau? Cepat
bawa dia!” Rey mulai naik darah lagi. Aku hanya bisa pasrah.
Namja yang aku tabrak sudah
kembali berdiri, dia merapikan bajunya sebentar lalu memungut tasnya dari
lantai. Dia terlihat heran saat melihat aku yang sedang bertengkar dengan
oppaku.
“Aku tidak mau pergi !!! Lepaskan
aku !!!”
“Kau harus ikut denganku, kau
tidak boleh bertindak semaumu! Arraseo??!!” bentak Rey.
“Hey apakah kau tidak bisa
berbicara lebih sopan kepada wanita?” tiba-tiba namja itu bicara. Aku tidak tau
siapa dia, dia tinggi dan tidak terlalu kurus.
“Apa urusanmu? Siapa kau?”
“Aku Cho Kyuhyun”
“Senang mengenalmu” ucap Rey
tidak menggubrisnya. Lalu dia kembali terfokus padaku dan menyuruh anak buahnya
membawaku ke mobil.
“Hey kau tak mengenal siapa aku?” namja itu sedikit emosi karna merasa
diabaikan.
“Cho Kyuhyun kan? Aku tidak tuli,
kau sudah mengatakannya tadi” kata Rey
“Perhatikan baik-baik, apa kau
tidak tau siapa aku?” kata kyuhyun sambil melepas topinya.
“Kemeja yang bagus. Pergilah,
jangan campuri urusanku” Rey hanya memperhatikan kemeja kyuhyun yang bergaris
hitam kemerahan.
“Ya!!! Apa kau tidak punya TV
hah??” kyuhyun mulai emosi.
“Apa maksudmu? Kau tidak lihat
penampilanku? Aku ini pengusaha muda, aku bisa membeli tv sebanyak yang aku
mau, tapi aku tidak punya waktu untuk menontonnya. Kau tau kan? Aku ini sangat
sibuk” Rey bergaya seolah dia yang paling berkuasa.
“Hah lucu sekali” Kyuhyun tertawa
sekilas.
“Kyuhyunnie, ada apa?” seorang
namja memakai kaos berwarna putih mendatanginya, disusul dengan beberapa orang
dar arah depan apartemen.
“Orang ini memperlakukan wanita
dengan kasar hyung” ucap kyuhyun.
“Hey, jangan campuri urusanku”
Rey mulai panic karna muncul banyak orang di loby itu.
Aku menggunakan kesempatan ini untuk
mempraktekkan sedikit karateku, menyodok perut 2 namja yang memegangiku dengan
sikuku, menginjak kaki mereka dan segera kabur.
“APRILL !!! APRIL !!!! Jangan
lari !!!! Kejar dia !!!” teriak rey, dia dan anak buahnya iku berlari menerobos
kerumunan orang yang baru masuk ke loby.
“BRUUAAKK” aku menabrak seseorang
lagi, tepatnya di depan apartemen. Aku harus ingat untuk pergi ke dokter mata
karna mungkin mataku sudah tidak beres. Aku cepat-cepat berdiri.
“Sorry…” aku menatapnya sebentar.
Aku tak bisa berkata apa-apa, dia sangat cute membuatku hanyut sebentar, eh? Aku
kembali tersadar saat mendengar teriakan rey, dia semakin dekat. Aku langsung
berlari kembali. Tanpa sadar aku meninggalkan tasku yang masih tergeletak di
jalan.
Namja yang aku tabrak tadi
memungutnya dan berteriak bahwa aku meninggalkan tasku. Aku hanya memandangnya
sebentar dan menghilang dikejauhan. Aku tidak mungkin kembali sementara Rey dan
anak buahnya tak berhenti mengejarku.
Namja itu masih memegangi tasku
dan terpaku, dia terlihat bingung. Tapi dia buru-buru masuk saat ada yang
memanggilnya.
“Sungmin ah, cepatlah. Kita tak
punya banyak waktu”
“Ne hyung”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar