Kamis, 13 Oktober 2011

Episode 1 'My Evil Kyu'

Main Cast : April Geen/ Hyera Kang, Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Rey Geen, Super Junior
Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan, ini hanya sekedar imajinasi author saja. Tokoh utama hanya fiksi, bisa berarti siapa saja. No Bashing Please. Enjoy reading :)

“Awwww …” seseorang dari arah belakang tiba-tiba memegang pantatku. Ini pelecehan seksual di dalam kereta api bawah tanah, ini kerap terjadi tapi tak ku sangka aku harus mengalaminya. Kereta ini memang sangat penuh, mungkin karna waktunya bertepatan dengan jam berangkat kerja jadi tak sedikit yang terpaksa berdiri. Kalian tahu? Orang korea lebih suka memakai transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi. Kesadaran mereka untuk menjaga lingkungan patut diacungi jempol. Tapi tidak untuk ini.
Aku hampir mengeluarkan jurus karateku, ini gunanya sabuk hitam yang aku dapatkan dengan susah payah. Tapi saat aku bersiap untuk meninjunya …
“Let’s move in front of me” sebuah tangan meraih pergelangan tanganku dan menempatkanku di depannya. Aku terkesima, siapa dia? Apa dia tau kalau aku sedang dilecehkan? Ohh dear, ini mungkin hanya ada di film-film. Saat aku tatap dia, seseorang yang berdiri di belakangku, dia sunggguh tampan, walaupun aku tidak terlalu yakin. Eh?
Dia memakai masker, masker yang sangat cute. Ada gambar resleting di maskernya. Hahhahaha aku harus membelinya satu. Aku baru sadar bahwa dia adalah orang yang selalu ku temui saat di kereta ini. Memang tidak setiap hari, tapi setiap akhir pecan dia selalu naik kereta bawah tanah dan kami duduk bersebelahan. Pada akhir pecan, kereta tak seramai ini. Hari ini adalah hari rabu, cukup mengagetkan aku bertemu dengannya, dalam situasi seperti ini pula.
“Don’t try to touch her, or everybody here will give you something” katanya dengan suara samar dari balik masker. ‘something? Something what?’ hahahaha Cooool !!! ternyata dia tau kalau aku sedang dilecehkan. ‘He’s my hero’ aku tersenyum dalam hati.
“Don’t think anything, I just…” Dia tak bisa melanjutkan apa-apa saat aku bilang …
“Thank you” aku memberikan senyum ter-ramahku padanya. Mata itu, memandang aneh terharapku. Aku pikir dia terkesima karna aku benar-benar menawan hahhahaha *PLAAAKK*
Tapi wajahku harus menciut saat dia mengalihkan pandangannya, dan mulai beranjak pergi bersama orang-orang lainnya. Ternyata sudah sampai distasiun pemberhentiannya. Ada yang aneh, dia menarik seorang laki-laki yang ada di belakangnya. Kurasa laki-laki itu bukan orang korea, umurnya sekitar 45 tahun dan lebih mirip orang amerika. Laki-laki itu kelihatan pasrah dan agak takut saat laki-laki bermasker menariknya keluar dari kereta.
Aku hanya bisa menatapnya heran. Apa yang dia lakukan? Siapa dia? Aku kembali mengingat saat bertemu dengannya untuk pertama kali. Di kereta ini, ya suatu pagi yang cerah.
---flashback—
Ini seoul !!! Ahh finally I can live in here again. Udaranya yang masih bersih, masyarakat yang menghormati kebudayaan tradisional dan memegang teguh tata karma. Tidak seperti Paris atau New York yang mempunyai kehidupan yang bebas. Aku lebih suka Seoul selain Indonesia tentunya ^^
Namaku April Geen, Aprilea Geen. Lahir dari seorang Ibu asli Jawa dan Ayah berkebangsaan Spanyol.
 “Bisa geser sedikit ?” kata seorang namja dengan suara samar karena memakai masker, dia mencoba duduk dicelah antara aku dan seorang ahjumma disampingku. Aku yang saat itu menggunakan kaca mata besar dan sedang membaca sebuah buku hanya memperhatikannya sekilas saja. Aku bergeser sedikit dan melanjutkan membaca lagi. Kereta memang mulai penuh, tapi bangku kereta masih cukup untuk menampung kami.
Namja disebelahku tiba-tiba berkata “Bonjour” Aku menatapnya sebentar, hanya diam lalu mengalihkan pandanganku ke buku. Mungkin dia menyapa dengan bahasa prancis karena melihatku sedang membaca buku berbahasa perancis.
“Apa kau bisa berbahasa prancis?” kataku dengan bahasa prancis, Dia agak bingung dan jadi kikuk.
“E e e e …. Hahhaha” Namja itu malah tertawa sambil mengangkat topinya, sengacak-acak rambutnya sebentar dan memakainya kembali.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi.
“Yeoboseyo …. Nuguseyo? Oh Hyun Mi ah where are you? Aku sedang di kereta, apa kau sudah sampai di bandara?” cerocosku di telpon. Namja disampingku menatap dengan heran.
“Ne ne, temui aku di depan menara seoul. Dan jangan sampai Rey tau.” Ucapku mengakhiri percakapan.
“Jadi kau bisa bahasa korea?” Tanya namja itu penasaran.
“Ne, aku pernah tinggal disini selama 3 tahun.”
“Cooolll, kau juga bisa bahasa prancis.”
“Ne, aku baru menyelesaikan kuliahkku di prancis dan kembali ke sini”
“Jadi kau berasal dari mana? Kau tidak seperti orang korea”
“Aku dari Indonesia” jawabku singkat.
Itu adalah pertemuan kami yang pertama. Setelah hari itu, kami beberapa kali bertemu di kereta yang sama. Dia masih sama, selalu memakai masker dan topi. Namja itu sangat aneh, kami jarang mengobrol karena aku selalu menghabiskan waktuku di kereta dengan membaca buku sementara dis sibuk dengan Handphonenya dan bermain game.
-flashback end-
Ternyata namja itu sangat baik, aku pikir laki-laki yang diseretnya tadi adalah orang yang melecehkanku. Aku hanya bisa tersenyum.
Ternyata sudah 1 bulan aku di korea, dan sudah 1 bulan aku mengenal namja itu. Tapi tak sekalipun dari kami saling memperkenalkan diri. Aku belum tau siapa dia bahkan namanya. Kadang hanya ada obrolan garing antara kami, seperti saat dia muncul dan bilang “Nice weather” aku tak menggubrisnya dan hanya membaca bukuku saja, atau saat aku terus membaca buku berbahasa prancis dia akan bilang “Kau tidak punya buku lain untuk dibaca? Kau sudah membacanya seminggu ini, apa kau tidak bosan?” keesokan harinya saat aku membaca buku lain, tepatnya comic detective conan berbahasa Jepang, dia menatapku heran “Ya!! Kau juga bisa bahasa jepang?” aku bilang bahwa aku pernah tinggal selama 5 tahun di Jepang sebelum tinggal di Korea, tapi dia langsung berkata “Ah sekali-kali kau harus membaca buku korea”
Keesokan harinya aku membeli sebuah buku berbahasa korea , saat dia melihatnya dia berkata “Ya!! Apa kau berjualan buku hah?” Namja ini sungguh menyebalkan. Selama itu pula dia tak pernah lepas dari masker dan topinya seperti halnya aku yang tak akan melupakan kaca mata dan bukuku. Sudahlah, aku pikir aku harus berterima kasih lagi padanya besok.
Sore Hari
“Dari mana saja?” seorang namja telah menyambutku.
“Hey dari mana kau bisa menemukanku?” aku mulai bersiap untuk lari tapi 2 orang namja dari arah samping langsung memegangiku, membuatku tidak berkutik.
Aku baru melangkahkan kaki di apartemenku, Star City Tower C lantai 10. Hadiah dari ayahku, aku memang sudah berencana untuk tinggal di korea usai wisuda. Ayahku memiliki saham di perusahaan real estate ini.
“Aku tau karna eomma bilang hyun mi mengambil kunci apartemen ini dan sering pergi ke sini. Kenapa kau tidak memberitahuku? Aku ini oppamu !!!” Rey mulai naik darah. Ya dia oppaku, Rey Geen. Dia kuliah di NY dan sekarang tinggal di Seoul. Alasan kenapa aku menghindarinya adalah, tak semua hal-hal manusiawi bisa di lakukan oleh keluarga seperti kami.
“Hahhahaha, bahasa koreamu lumayan.”
“Aku sudah tinggal disini 2 tahun, kau pikir kerjaku hanya pergi mencari gadis-gadis hah? Walaupun harus ku akui gadis-gadis korea memang yeppeo hahaha” rey mulai cengengesan. Aku mengambil kesempatan ini untuk melepaskan diri dan pergi.
“Hey mau kemana kau? KERJAR DIA !!!” teriak rey. AKu berlari, hampir sampai ke pintu masuk, tapi sesuatu terjadi
“BRUAAAAAKKK” Ada seorang namja dari arah luar yang tiba-tiba masuk. Aku tidak dapat mengerem dengan benar jadi …
“Ya apakah kau tidak punya mata?” namja itu marah-marah
“Awww, Sorry” kataku meringis kesakitan. Rey dan anak buahnya membantuku berdiri.
“Mau lari kemana lagi kau? Cepat bawa dia!” Rey mulai naik darah lagi. Aku hanya bisa pasrah.
Namja yang aku tabrak sudah kembali berdiri, dia merapikan bajunya sebentar lalu memungut tasnya dari lantai. Dia terlihat heran saat melihat aku yang sedang bertengkar dengan oppaku.
“Aku tidak mau pergi !!! Lepaskan aku !!!”
“Kau harus ikut denganku, kau tidak boleh bertindak semaumu! Arraseo??!!” bentak Rey.
“Hey apakah kau tidak bisa berbicara lebih sopan kepada wanita?” tiba-tiba namja itu bicara. Aku tidak tau siapa dia, dia tinggi dan tidak terlalu kurus.
“Apa urusanmu? Siapa kau?”
“Aku Cho Kyuhyun”
“Senang mengenalmu” ucap Rey tidak menggubrisnya. Lalu dia kembali terfokus padaku dan menyuruh anak buahnya membawaku ke mobil.
“Hey kau tak mengenal siapa aku?”  namja itu sedikit emosi karna merasa diabaikan.
“Cho Kyuhyun kan? Aku tidak tuli, kau sudah mengatakannya tadi” kata Rey
“Perhatikan baik-baik, apa kau tidak tau siapa aku?” kata kyuhyun sambil melepas topinya.
“Kemeja yang bagus. Pergilah, jangan campuri urusanku” Rey hanya memperhatikan kemeja kyuhyun yang bergaris hitam kemerahan.
“Ya!!! Apa kau tidak punya TV hah??” kyuhyun mulai emosi.
“Apa maksudmu? Kau tidak lihat penampilanku? Aku ini pengusaha muda, aku bisa membeli tv sebanyak yang aku mau, tapi aku tidak punya waktu untuk menontonnya. Kau tau kan? Aku ini sangat sibuk” Rey bergaya seolah dia yang paling berkuasa.
“Hah lucu sekali” Kyuhyun tertawa sekilas.
“Kyuhyunnie, ada apa?” seorang namja memakai kaos berwarna putih mendatanginya, disusul dengan beberapa orang dar arah depan apartemen.
“Orang ini memperlakukan wanita dengan kasar hyung” ucap kyuhyun.
“Hey, jangan campuri urusanku” Rey mulai panic karna muncul banyak orang di loby itu.
Aku menggunakan kesempatan ini untuk mempraktekkan sedikit karateku, menyodok perut 2 namja yang memegangiku dengan sikuku, menginjak kaki mereka dan segera kabur.
“APRILL !!! APRIL !!!! Jangan lari !!!! Kejar dia !!!” teriak rey, dia dan anak buahnya iku berlari menerobos kerumunan orang yang baru masuk ke loby.
“BRUUAAKK” aku menabrak seseorang lagi, tepatnya di depan apartemen. Aku harus ingat untuk pergi ke dokter mata karna mungkin mataku sudah tidak beres. Aku cepat-cepat berdiri.
“Sorry…” aku menatapnya sebentar. Aku tak bisa berkata apa-apa, dia sangat cute membuatku hanyut sebentar, eh? Aku kembali tersadar saat mendengar teriakan rey, dia semakin dekat. Aku langsung berlari kembali. Tanpa sadar aku meninggalkan tasku yang masih tergeletak di jalan.
Namja yang aku tabrak tadi memungutnya dan berteriak bahwa aku meninggalkan tasku. Aku hanya memandangnya sebentar dan menghilang dikejauhan. Aku tidak mungkin kembali sementara Rey dan anak buahnya tak berhenti mengejarku.
Namja itu masih memegangi tasku dan terpaku, dia terlihat bingung. Tapi dia buru-buru masuk saat ada yang memanggilnya.
“Sungmin ah, cepatlah. Kita tak punya banyak waktu”
“Ne hyung”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar